Sabtu, 25 Agustus 2007

Perdagangan & Industri

PERDAGANGAN DAN INDUSTRI

1. Kondisi Dewasa ini
Perkembangan perusahaan/unit usaha kecil dan menengah mengaJami peningkatan sejak tahun 1994 s/d1999. Pada tahun 1994 jumlah perusahaan 623.297 Unit Usaha (UU) meningkat menjadi 645.101 UU pad a tahun 1999 sid 2000. Pertumbuhan rata-rata dari tahun 1994 s/d 1999 menunjukkan angka positif yaitu 3,49%.

Jumlah investasi industri kecil dan menengah dalam tahun 1999 sebesar Rp. 1.009.547 juta. Hal ini berarti mengalami penambahan sebesar Rp. 228.670 juta, dibanding tahun 1994 yaitu sebesar Rp.780.877 juta, atau kenaikan rata-rata dari tahun 1994 s/d 1999 yaitu sebesar 29,28%.

Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri pada tahun 1999 sebanyak 2.538.089 orang, hal ini mengalami penambahan sebanyak 101.085 orang di banding tahun 1994 (kenaikkan 4,14 %). Penyerapan tenaga kerja terbesar terdapat pada kelompok industri aneka.

Perkembangan nilai produksi sektor industri kecil dan menengah meningkat sejak tahun 1994 s/d 1998, pada 1994 sebesar Rp. 4,5 miiyar, meningkat menjadi Rp. 5,5 milyar pada tahun 1999, atau kenaikan rata-rata 22,22%.

Realisasi pengadaan beras melalui Dolog pada tahun 1999 mencapai 519.245 ton, lebih rendah dari yang direncanakan samula (550.000 ton). Realisasi pengadaan gula pasir tahun anggaran 1997/1998 sebesar 2.456.584,07 kwintal, sedangkan tahun anggaran 1999/2000 menjadi 8.741.641 kwintal. Pengadaan semen tahun 1997 sebanyak 3.016.063 ton, tahun1999 menurun 18.28% atau menjadi 2.464.446 ton. Nilai ekspor pada tahun 1998 sebesar US$ 25.335,2 juta tahun 1999 menjadi US$ 23.553,7 juta atau turun sebesar 7,03%. Sedangkan nilai ekspor non migas menurut pelabuhan muat pada tahun 1998 sebesar US$ 1.526,33 juta, pada tahun 1999 menjadi US$ 1.286,30 juta atau turun sebesar 15,72%.

Sektor industri khususnya industri besar yang telah dibangun salama 30 tahun lebih, temyata tidak berdaya menghadapi krisis yang melanda sejak pertengahan tahun 1997. Salah satu penyebab utama adalah terabaikannya pembangunan ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif karena berbasis sumber daya lokal.
Kelemahan pembangunan industri pad a saat itu, diantaranya juga belum sepenuhnya berbasis potensi unggulan daerah, kurangnya keterkaitan antara industri besar - menengah - dan kecil, tingginya ketergantungan kepada komponen bahan baku import, serta belum
kokohnya struktur industri hulu - hilir. Demikian pula yang dialami pembangunan perdagangan, antara lain terlihat dari tidak berjalannya mekanisme pasar, panjangnya mata rantai distribusi, sehingga menyebabkan penurunan efisiensi, kurangnya antisipasi terhadap perubahan lingkungan strategis perdagangan internasional, belum sesuainya produk daerah dengan standar internasional, serta belum terkoordinasinya jaringan informasi pasar secara balk.

Masih rendahnya peran usaha industri kecil dan dagang kecil (IKDK) dalam perekonomian daerah, Hal ini disebabkan akses pendanaan masih sulit, walaupun sudah ada skim kredit, kesulitan memperoleh bahan baku, pemasaran produk Industri Kecil (IK) terdapat pada pasar lokal, belum tersedianya SOM yang Mandai sesuai dengan kebutuhan, belum siapnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menghadapi persaingan global, masih rendahnya akses sumber daya informasi (pasar, teknologi dan design) serta rendahnya penguasaan teknologi.

Dalam ekspor non migas, permasalahan yang dihadapkan pada tingginya biaya produksi yang berkaitan dengan bahan baku impor, serta ketidaklancaran dalam pemberian fasilitas pembiayaan perdagangan kepada eksportir. Selain itu komposisi komoditi ekspor pada umumnya bertumpu pada komparatif yang berkaitan dengan sumber daya alam dan tenaga kerja. Disamping itu komoditas andalan ekspor pada umumnya masih merupakan komoditas primer yang diekspor dalam bentuk bahan mentah atau barang setengah jadi, sehingga nilai tambah yang didapat relatif kecil.


2. Strategi Kebijakan
Strategi pembangunan industri dan perdagangan dimaksudkan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan sektor industri dan perdagangan meliputi:
1. Peningkatan kandungan lokal dalam negeri, dalam rangka mendorong kemandirian
Strategi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, balk kebutuhan dunia usaha maupun kebutuhan masyarakat. Dengan meningkatkan kandungan lokal dan penggunaan produksi dalam negeri seoptimal mungkin maka dipastikan dapat menghemat devisa serta mengurangi ketergantungan pada impor. Krisis ekonomi yang terjadi menyadarkan bahwa kegiatan ekonomi yang kurang barakar pada potensi bangsa sendiri, temyata sangat rentan terhadap gejolak perekonomian dunia. Suksesnya strategi dimaksud memerlukan prakarsa dunia usaha dan masyarakat dalam menumbuhkan produksi dalam negeri.

2. Peningkatan keterpaduan antar lembaga pembina, dunia usaha dan masyarakat
Strategi ini mengupayakan keserasian peran dalam pembangunan antara lembaga pembina, dunia usaha dan masyarakat segingga terwujud kekuatan bersama yang saling mendukung. Pembangunan industri dan perdagangan menempatkan dunia usaha dan masyarakat sebagai pelaku utamanya sedangkan pemerintah daerah (Iembaga pembina) berperan sebagai fasilitator bagi pertumbuhan dan perkembangan industri dan perdagangan. Suksesnya strategi ini memerlukan: peningkatan effisiensi, produktifitas, profesionalisme dan peran serta seluruh pelaku di sektor industri dan perdagangan yang didorong oleh terwujudnya koordinasi, integrasi secara sinergis dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.

3. Pemanfaatan dan penciptaan keunggulan kompetitif dalam mengahadapi persaingan global
Strategi ini mengupayakan penciptaan nilai tambah, perluasan kesempatan kerja dan perolehan devisa yang optimal dengan menempatkan keunggulan komparatif sumber daya alam, terutama agroindustri dan agrobisnis sebagai leading sektor yang didukung oleh industri-industri penunjangnya serta terus menerus mengembangkan keunggulan kompetitif untuk menghadapi persaingan global. Suksesnya strategi ini memerlukan: pendekatan prioritas dalam rangka mempertahankan produk-produk unggulan yang berpotensi untuk dirancang dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga karia, perolehan devisa yang berbasis pada potensi di Jawa Tengah.

4. Pengembangan SDM sektor industri dan perdagangan secara intensif melalui tranformasi teknologi
Strategi ini mengupayakan makin tumbuhnya peluang bagi terciptanya tenaga kerja yang memiiiki kualitas tinggi, profesional melalui kemampuan penguasaan teknologi dan ketrampilan. Termasuk mempercepat alih teknologi yang siap produksi untuk industri kecil dan menengah. Suksesnya strategi ini memerlukan: tercapainya proses industrialisasi yang terfokus pada SDM yang merata dan piawai dalam memanfaatkan teknologi untuk mengolah sumber daya alam menjadi produk industri yang mempunyai nilai tambah tinggi.

5. Penataan kelembagaan dalam rangka pengamanan proses industrialisasi dalam perdagangan bebas
Strategi ini mengupayakan proses industrialisasi dalam perdagangan bebas, dim ana kesepakatan internasional wajib dipatuhi. Suksesnya strategi ini memerlukan: reformasi dan restrukturisasi dalam rangka menciptakan kelembagaan yang effisien, produktif dan profesional.

3. Tujuan dan Sasaran
Pembangunan industri dan perdagangan ditujukan untuk mempercepat proses industrialisasi yang bertumpu pada sumberdaya lokal dan berorientasi pada mekanisme pasar, dengan pendekatan produk yang memiliki keunggulan komparatif dan kompertitif, berdampak luas bagi pengembangan sektor lain dan dapat dikembangkan secara ekonomis dan efisien.

Sasaran pembangunan sektor industri dan perdagangan adalah tercukupinya kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau melalui pengamanan distribusi, terwujudnya peran pengusaha kecil dan menengah, serta perbaikan infrastruktur pasar, mendorong kembali roda perekonomian melalui peningkatan dan pengembangan roda produksi dan distribusi, pengendalian inflasi, pemberdayaan serta penguatan agroindustri dan agrobisnis, pengembangan industri yang berorientasi ekspor.


4. Program Pembangunan
Perwujudan strategi kebijakan ini di/aksanakan dalam program sebagai berikut :
1. Pemberdayaan dan Penataan Basis Produksi dan Distribusi
Program ini bertujuan: (1) memantapkan strategi daerah dengan prioritas industri berbasis agro dan kelautan; (2) pengorganisasian keterkaitan usaha dengan pendekatan kluster (kelompok) industri; (3) penguatan elemen daya saing kegiatan produksi dan distribusi di wilayah potensial; (4) pengembangan standardisasi produk barang dan jasa; (5) peningkatan kemampuan penguasaan teknologi dan rancang bangun tepat guna.

Untuk mencapai program tersebut maka prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi: (1) identifikasi kluster industri yang ada dan sedang berkembang; (2) identifikasi potensi khususnya kluster industri berbasis agro dan kelautan; (3) pengembangan daya saing kelompok produksi dan distribusi penghasil devisa dan penyerap tenaga kerja; (4) pembentukan forum kerjasama antar pelaku usaha dan pemerintah.

2. Perluasan dan Perkuatan Lembaga Pendukung Usaha Kecil Menengah dan Koprasi (UKMK)
Program ini bertujuan untuk memperluas dan memperkuat peran dan fungsi lembaga pendukung yang penting, baik dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif maupun Produktivitas Pengusaha Kecil Menengah dan Koperasi (PKMK).

Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan: (1) mendorong tercipta dan berkernbangnya jaringan produksi, distribusi, dan prasarana penunjang PKMK; (2) meningkatkan pelayanan pengembangan usaha, teknologi dan informasi bagi PKMK serta penciptaan sistem jaringan; (3) meningkatkan kemampuan SDM industrial.

3. Pengembangan Ekspor
Program ini bertujuan: meningkatkan daysasaing komoditi non migas Jawa Tengah di pasaran melalui kegiatan: (1) meningkatkan promosi ekspor ke luar negeri; (2) meningkatkan diplomasi perdagangan ke luar negeri; (3) memperlancar distribusi bahan baku dan produk ekspor di dalam negeri utamanya dari dan ke kawasan penghasil ekspor andalan.

4. Penguatan Institusi Pendukung Pasar
Program ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada dunia usaha dan masyarakat luas, agar dapat lebih berperan serta menjaga pengembangan usaha berdasarkan semangat mekanisme pasar. Untuk mencapai tujuan tersebut prioritas kegiatannya adalah: (1) penguatan dan peningkatan jaringan kerjasama lembaga lembaga independen perlindungan konsumen; (2) penguatan dan peningkatan jaringan kerjasama lembaga-Iembaga standarisasi kualitas produk den jess; (3) penguatan dan peningkatan jaringan lembaga-Iembaga independen pengawas persaingan usaha; (4) PElngembangan sistem dan jaringan informasi pasar. (5) peningkatan partisipasi dunia usaha dan masyarakat dalam penyediaan informasi pasar. (6) memperluas basis kegiatan distribusi barang ke seluruh wilayah Jawa Tengah.


Tidak ada komentar:

Bibliography