Sabtu, 25 Agustus 2007

Membangun Perpustakaan Berbasis Konsep Knowledge Management

Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://www.lib.ui.ac.id/files/Arip_Muttaqien.pdf.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Untuk menautkan atau menandai situs ini, gunakan URL berikut: http://www.google.com/search?q=cache:amvTa27QbFQJ:www.lib.ui.ac.id/files/Arip_Muttaqien.pdf+knowledge+management+system&hl=id&ct=clnk&cd=22&gl=id&client=firefox-a

Page 1
Membangun Perpustakaan Berbasis Konsep Knowledge Management :
Transformasi Menuju Research College
dan Perguruan Tinggi Berkualitas Internasional
Arip Muttaqien
1
Pengantar
Sejak kita memasuki sekolah dasar, rasanya sudah tidak asing dengan kata ‘perpustakaan’.
Secara umum, perpustakaan adalah suatu tempat dimana terdapat kumpulan buku-buku. Dalam
konteks pendidikan, buku-buku tersebut adalah buku-buku yang menunjang proses pendidikan.
Dalam katalog perpustakaan, seringkali dipisahkan antara kategori fiksi dan non-fiksi.
Namun kedekatan kosakata perpustakaan tidak memiliki korelasi dengan tingginya budaya
membaca. Seringkali kita melihat, perpustakaan hanya menjadi tempat tumpukan buku-buku tua
dan berdebu. Perpustakaan hanya menjadi tempat kunjungan segelintir siswa. Prioritas kunjungan
siswa ke perpustakaan berada dibawah keinginan berkunjung ke kantin.
Hal ini berlanjut hingga perguruan tinggi. Budaya membaca belum begitu tertanam pada
mahasiswa. Perpustakaan diberbagai perguruan tinggi tidak pernah seramai kantin. Gairah
membaca pada mahasiswa belum tertanam. Biasanya mahasiswa mengunjungi perpustakaan ketika
mendekati ujian atau dalam penyusunan skripsi. Hal ini kadangkala diperparah dengan fasilitas
perpustakaan yang minim. Contohnya, buku-buku terbitan lama, rusak dan berdebu. Koleksi
perpustakaan kadangkala kurang lengkap, mulai buku-buku terbaru hingga jurnal.
Padahal, perpustakaan adalah salah satu unsur pendukung sebuah perguruan tinggi. Tanpa
adanya perpustakaan, proses pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Dengan kata lain,
perpustakaan adalah penunjang proses pendidikan mulai pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Proses pendidikan adalah peran utama perguruan tinggi. Input dari sistem ini adalah
mahasiswa baru. Proses dalam sistem tersebut meliputi beberapa unsur penunjang, seperti
kurikullum, fasilitas (ruangan kampus, kantin, musholla, perpustakaan), tenaga pengajar (dosen)
dan karyawan. Bagaimana cara mengatur proses tersebut? Untuk itulah diperlukan suatu sistem
organisasi. Sistem
1
organisasi ini adalah sistem organisasi formal, seperti rektorat, dekanat hingga
tingkat jurusan. Proses tersebut menghasilkan output berupa sarjana.
Gambar 1
Flowchart Sistem
proses
input
output
(Sumber : Penulis)
1
Mahasiswa Departemen Teknik Industri Universitas Indonesia, semester 6
1
Page 2
Secara singkat, sistem adalah dua bagian atau lebih yang saling berinteraksi mencapai suatu
tujuan. Perguruan tinggi adalah suatu sistem. Perpustakaan adalah bagian dari sistem perguruan
tinggi. Untuk membangun sebuah sistem perguruan tinggi yang berkualitas, membangun unsur
penunjangnya adalah suatu keharusan. Membangun perpustakaan menjadi berkualitas adalah suatu
cara untuk membangun sistem perguruan tinggi yang berkualitas.
Perguruan Tinggi sebagai Fungsi Pembangunan Bangsa
Pendidikan adalah unsur penting dalam pembangunan. Sedemikian pentingnya, UNDP
memasukkan unsur kualitas pendidikan dalam perhitungan Human Development Index
2
. Menurut
Human Development Report tahun 2005 yang dikeluarkan oleh UNDP, Indonesia menempati
peringkat ke-111 pada kualitas sumber daya manusia. Nilai human development index Indonesia
adalah 0,692 yang merupakan agregat dari indeks pendidikan (education index) sebesar 0,80, indeks
harapan hidup (life expentancy index) sebesar 0,69 dan indeks produk domestik bruto (gross
domestic product index) sebesar 0,58
3
. Dengan nilai tersebut, maka Indonesia menempati kategori
middle human development index.
Namun selama enam dekade sejak Indonesia merdeka, kualitas pendidikan Indonesia hanya
berjalan ditempat. Meskipun dalam konstitusi dasar terdapat kewajiban untuk menganggarkan
sebesar 20 persen dana untuk pendidikan, namun realisasinya tidaklah demikian. Anggaran
pendidikan pada tahun 2005 hanya sebesar 8-9 persen
4
. Anggaran dalam APBN banyak digunakan
untuk membayar utang
5
.
Perguruan tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan
Indonesia dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi.
Perguruan tinggi di Indonesia terbagi menjadi beberapa bentuk, meliputi universitas, institut,
sekolah tinggi dan akademi. Berdasarkan pemiliknya, dibedakan menjadi milik pemerintah (negeri)
dan milik swasta.
Menurut data Badan Akreditasi Nasional (BAN), terdapat 6160 program studi pada ratusan
perguruan tinggi di Indonesia
6
. Hal ini belum termasuk perguruan tinggi yang tidak terdaftar resmi
pada departemen pendidikan nasional. Jika digabungkan dengan instansi yang belum terdaftar, tentu
saja jumlah perguruan tinggi dan program studi akan lebih tinggi.
Namun kualitas perguruan tinggi dan program studi tersebut tidaklah sama. Menurut data
BAN, dari 6160 jumlah program studi diperguruan tinggi di Indonesia, terdapat 5897 adalah
program sarjana (S-1) dan diploma (mulai dari D-1 hingga D-3). Dari jumlah tersebut, hanya sekitar
11,8 persen yang memiliki akreditasi A (695 program studi). Sebanyak 48,1 persen memiliki
akreditasi B (2834 program studi), sebanyak 36 persen memiliki akreditas C (2124 program studi)
dan sebanyak 4,1 persen memiliki akreditasi D (244 program studi).
2
Page 3
Gambar 2
Perbandingan Status Akreditas Program Studi Sarjana di Indonesia
695
2834
2124
244
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
A
B
C
D
Akreditasi
(Sumber : Badan Akreditasi Nasional, diolah)
Data tersebut diperkuat dengan persebaran program studi menurut wilayah. Gambar 3
menunjukkan bahwa pulau Jawa memiliki program studi terbanyak (3949 program studi).
Bandingkan dengan Sumatera (1215 program studi), Bali dan Nusa Tenggara (276 program studi),
Kalimantan (206 program studi), Sulawesi (451 program studi) dan Maluku-Papua (63 program
studi). Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan persebaran fasilitas pendidikan perguruan tinggi
di Indonesia.
Gambar 3
Perbandingan Persebaran Program Studi Menurut Wilayah Perguruan Tinggi
1215
3949
276
206
451
63
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
Sumatera
Jawa
Bali dan Nusa
Tenggara
Kalimantan
Sulawesi
Maluku dan
Papua
Wilayah
(Sumber : Badan Akreditasi Nasional, diolah)
Ketidakseimbangan jumlah program studi perguruan tinggi menunjukkan adanya
kesenjangan kualitas pendidikan antara pusat dan daerah. Perguruan tinggi yang mestinya menjadi
‘kawah candradimuka’ menjadi kurang optimal karena kesenjangan kualitas. Meskipun dengan
segala kekurangannya, perguruan tinggi di Indonesia tetap memegang peranan penting dalam arah
pembangunan Indonesia.
3
Page 4
Bagaimana jika dibandingkan dengan perguruan tinggi di dunia? Menurut data yang
dikeluarkan oleh Shanghai Jiao Tong University tentang peringkat perguruan tinggi di dunia, tidak
ada perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam peringkat 500 besar dunia. Selain itu, tidak
ada perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam peringkat 100 besar Asia
7
. Peringkat atas
perguruan tinggi tersebut masih didominasi oleh beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat,
Jepang, Inggris, Prancis, Jerman dan Australia.
Peran signifikan perguruan tinggi dalam pembangunan bangsa terdapat pada konsep “Tri
Dharma Perguruan Tinggi”, meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Ketiga fungsi tersebut terintegrasi dalam mendukung proses pembangunan. Jika dikaitkan dengan
sistem pendidikan perguruan tinggi, ketiga fungsi tersebut harus terangkum dalam proses yang
terdapat pada perguruan tinggi.
Dari ketiga fungsi ‘Tri Dharma’ perguruan tinggi, fungsi penelitian adalah fungsi yang
belum terlaksana dengan baik. Padahal penelitian merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Kedepan, perguruan tinggi di Indonesia harus lebih mengarah
pada penelitian. Gairah penelitian harus ditumbuhkan untuk setiap civitas akademika, mulai dari
dosen hingga mahasiswa.
Jika dibandingkan dengan perguruan tinggi diberbagai negara maju, intensitas penelitian
perguruan tinggi di Indonesia sangat tertinggal. Diberbagai universitas terkemuka didunia, tingkat
penelitian sangat mengagumkan. Hal ini nampak dari output yang dihasilkannya, yaitu hasil
penelitian, publikasi ilmiah diberbagai jurnal internasional dan banyaknya penghargaan yang
diterima (misalnya penghargaan Nobel).
Oleh karena itu, model perguruan tinggi berkualitas yang harus dikembangkan di Indonesia
adalah perguruan tinggi yang berorientasi pada penelitian (research college). Indonesia memang
memiliki berbagai macam perguruan tinggi yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Namun
tidak semuanya memiliki kelayakan untuk menjadi sebuah perguruan tinggi yang berorientasi
penelitian (research college).
Untuk itu, diperlukan sebuah konsentrasi untuk membangun perguruan tinggi bertaraf
internasional. Dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia, pemerintah harus memilih
beberapa perguruan tinggi yang akan dijadikan model percontohan. Perguruan tinggi tersebut tidak
hanya berada di pulau Jawa, namun harus tersebar diberbagai pulau
8
.
Indonesia dapat belajar dari India. India memiliki puluhan perguruan tinggi bertaraf
internasional. Padahal jika kita bandingkan dengan Indonesia, keadaannya tidak berbeda jauh
(keadaan ekonomi, tingkat kemiskinan dan sama-sama masuk dalam kategori negara berkembang).
Meskipun termasuk negara miskin, India sadar bahwa kualitas pendidikan sangat berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia. India mengembangkan beberapa perguruan tinggi
4
Page 5
diberbagai wilayahnya. Pemerintah memberikan perhatian besar terhadap perguruan tinggi tersebut,
yaitu dengan memberikan anggaran besar dan fasilitas memadai. Hasilnya, India banyak memiliki
pakar-pakar teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi berkembang pesat.
Gambar 4
Model Pengembangan Perguruan Tinggi Bertaraf Internasional
PT di
Indonesia
PT strategis
di Indonesia
Research
College
PT bertaraf
internasional
(Sumber : Penulis)
Pengembangan model perguruan tinggi beorientasi riset (research college) adalah salah satu
jalan untuk mencapai perguruan tinggi bertaraf internasional. Mengapa hal ini penting? Fakta
menunjukkan bahwa perguruan tinggi berkualitas diberbagai negara maju memiliki penelitian
berkualitas dan berkuantitas tinggi. Kedepan, Indonesia harus mengembangkan beberapa research
college sebagai percontohan (pilot project) untuk mengejar ketertinggalannya dengan perguruan
tinggi di negara maju.
Perpustakaan sebagai Unsur Penting dalam Pengembangan Perguruan Tinggi
Untuk membangun reseach college
9
, tentu saja diperlukan berbagai hal, mulai dari
perangkat lunak (soft) dan perangkat keras (hard). Perangkat lunak meliputi struktur organisasi,
keuangan yang stabil, kurikullum dan kebijakan pemerintah. Perangkat keras meliputi ruangan
kelas, laboratorium, perpustakaan dan berbagai fasilitas.
Gambar 5
Unsur-Unsur Penunjang Research College
10
Research
college
Soft
Hard
Struktur organisasi
Keuangan
Kebijakan pemerintah
Kurikullum
dll
Perpustakaan
Laboratorium
Ruang kelas
dll
(Sumber : Penulis)
Perpustakaan adalah salah satu unsur penunjang menuju research college. Diberbagai
universitas terkemuka didunia, terdapat perpustakaan yang mendukung. Sebagian perpustakaan
5
Page 6
tersebut sudah menggunakan teknologi informasi untuk mempermudah. Hal ini makin menambah
kemudahan bagi penggunanya (user). Tidak heran jika dengan kondisi seperti itu, tingkat penelitian
dan gairah perkembangan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Membangun perpustakaan berkualitas adalah salah satu syarat menuju research college.
Dalam konsep research college, perpustakaan tidak hanya menjadi fasilitas pelengkap. Namun
lebih dari itu, perpustakaan menjadi pendorong bagi civitas akademika untuk melakukan penelitian
(research). Perpustakaan adalah media untuk melakukan ‘transfer informasi’ kepada civitas
akademika. Dengan demikian, civitas akademika makin terasah kemampuan dan pengetahuannya
untuk melakukan penelitian.
Analisis Masalah Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia
Bagaimana kondisi perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia? Apakah perpustakaan
tersebut sudah menunjang tujuan research college? Perpustakaan seperti apa yang dibutuhkan oleh
civitas akademika untuk lebih menggairahkan penelitian?
Analisis akar masalah ini meliputi internal dan eksternal. Secara internal, lebih ke arah
perpustakaan sendiri. Sebagian besar perpustakaan hanya berisi tumpukan buku-buku tua, lusuh dan
berdebu. Belum lagi dengan sistem pelayanan perpustakaan yang dianggap kurang cepat dan kurang
kooperatif. Hal ini membuat mahasiswa menjadi malas berkunjung ke perpustakaan.
Faktor eksternal, lebih ke arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat. Sementara itu, teknologi informasi juga berkembang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan
perubahan perilaku dalam pencarian informasi. Jika dulu orang yang memerlukan informasi harus
berkutat diperpustakaan mencari buku, jurnal dan koran. Namun sekarang terjadi transformasi yang
sangat signifikan, yaitu dengan adanya internet.
Faktor tersebut harus disadari oleh pustakawan. Pustakawan dituntut untuk dapat
menciptakan sistem perpustakaan yang memudahkan pengunjung (user). Bila dulu perpustakaan
lebih berkonsentrasi pada penyediaan informasi secara fisik dalam bentuk dokumen cetak. Namun
sekarang, fungsi tersebut berubah. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi, maka
perpustakaan dituntut untuk dapat memberikan informasi dalam waktu singkat dan akurat.
Paradigma yang seharunya dimiliki pustakawan sekarang adalah kepuasan terhadap konsumen
(consumer satisfication).
Secara umum, permasalahan yang terjadi pada perpustakaan antara lain : terbatasnya sumber
pustaka, waktu yang lama dalam melakukan pencarian, sistem palayanan kurang memuaskan dan
fasilitas yang kurang mendukung. Permasalahan tersebut bisa dideskripsikan lebih jelas untuk
mendapatkan akar masalahnya. Selanjutnya, diperlukan solusi konkret untuk memecahkan akar
masalah.
6
Page 7
Gambar 6
Fish-Bone Masalah Perpustakaan di Perguruan Tinggi
11
Masalah dalam perpustakaan
Sistem pelayanan kurang memuaskan
Sumber terbatas
Fasilitas kurang mendukung
Waktu lama dalam mencari
Buku tua/cetakan lama
Buku berdebu
Buku kurang lengkap
Petugas kurang ramah
Peminjaman yang rumit
Rumitnya sistem
pendaftaran
Ruangan kurang nyaman
Tidak ada jurnal terbaru
Tidak ada koran/majalah terbaru
Sistem katalog masih
manual
Sistem penataan kurang
bagus
Pelayanan katalog
elektronik belum bagus
Kurang dana
Kurang dana
(Sumber : Penulis)
Lamanya waktu dalam mencari buku biasanya disebabkan oleh sistem katalog yang masih
manual, sistem penataan buku yang kurang bagus dan pelayanan katalog elektronik (untuk
perpustakaan yang sudah menerapkan sistem katalog elektronik) yang kurang bagus. Sistem katalog
manual masih banyak dijumpai pada perpustakaan diberbagai daerah. Sistem penataan buku yang
kurang bagus terjadi karena belum ketidakdisiplinan pengunjung dalam meletakkan buku.
Kadangkala yang terjadi adalah pengunjung menemukan buku yang tidak berada ditempat
semestinya. Sistem katalog elektronik yang kurang baik biasanya kurang user friendly. Artinya,
sistem tersebut sulit untuk digunakan dengan mudah oleh pengunjung.
Terbatasnya sumber pustaka biasanya terjadi dalam bentuk kekurangan sumber baru berupa
jurnal ilmiah, majalah dan koran. Sebagian besar koleksi perpustakaan kurang lengkap dan hanya
berupa buku-buku tua. Akar masalah dalam hal ini adalah kurangnya pendanaan.
Fasilitas yang kurang mendukung biasanya terwujud dalam bentuk kurang nyamannya
ruangan, buku-buku yang berdebu dan lain-lain. Sekali lagi, akar masalah dari faktor ini adalah
kurangya dana untuk pengembangan perpustakaan.
Sistem pelayanan kurang memuaskan terlihat dari rumitnya birokrasi proses pembuatan
kartu anggota, pelayanan yang kurang ramah dan pelayanan kurang memuaskan. Jadi, akar masalah
dari faktor ini adalah masalah sistem perpustakaan dan kurang didukung oleh sumber daya manusia
yang memadai.
Akar masalah pada perpustakaan yang terdapat di perguruan tinggi adalah kurangnya
pendanaan dan belum adanya sistem perpustakaan yang bagus. Kurangnya pendanaan berhubungan
7
Page 8
dengan komitmen pihak institusi. Dalam hal ini instusi tersebut adalah perguruan tinggi yang
bersangkutan. Komitmen pendanaan diwujudkan dalam bentuk anggaran tahunan kepada
perpustakaan. Sistem perpustakaan dalam konteks ini meliputi sistem katalogisasi, sistem pencarian
dan yang paling utama adalah sistem transfer informasi
12
.
Dalam sebuah perguruan tinggi, fungsi utama perpustakaan adalah sebuah media ‘transfer
informasi’ untuk civitas akademika. Dalam konsep research college, peran perpustakaan sebagai
media transfer informasi perlu ditingkatkan. Namun tidak hanya sebagai transfer informasi.
Perpustakaan juga harus menjadi pemicu (trigger) bagi perkembangan kegiatan penelitian.
Konsep Knowledge Management
Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah sebuah konsep baru didunia
bisnis. Konsep ini berkembang pesar terutama sejak tahun 2000-an. Tujuan penerapan konsep ini
adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki operasional perusahaan dalam mencari keuntungan
kompetitif. Manajemen pengetahuan digunakan untuk memperbaiki komunikasi diantara
manajemen puncak dan pekerja untuk mempertahankan proses kerja, menanamkan budaya berbagai
pengetahuan dan mengimplementasikan sistem penghargaan berbasis kinerja.
Definisi knowledge management masih beragam antar berbagai ahli
13
. Para ahli dibidang
informasi menyebutkan bahwa informasi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang
dalam bentuk yang dapat dipahami; atau data yang telah diproses atau ditata untuk menyajikan fakta
yang mengandung arti. Sedangkan pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap
dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan apa yang
diketahui dan dipahami oleh seseorang. Informasi cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah
informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan.
Apa arti knowledge management? Dalam definisi www.worldIQ.com, knowledge
management berasal dari kata knowledge dan management.
• Knowledge is a justified true belief (a philosophical definition)
• Knowledge is the awareness and understanding of facts, truths or information gained in the
form of experience or learning.
• Management is a process of planning and controlling the performance or execution of any
type of activity, such as: a project or a process
Secara terminologi, manajemen pengetahuan berarti sebuah proses perencanaan dan
pengontrolan kinerja aktivitas tentang pembentukan proses pengetahuan. Definisi yang lebih
lengkap tentang knowledge management, menurut Gupta (2000) :
8
Page 9
“A process that helps organizations find, select, disseminate, and transfer important
information and expertise necessary for activities such as problem solving, dynamic
learning, strategic planning and decision making”
Menurut Bhatt (2000) :
“A process of knowledge creation, validation, presentation, distribution, and
application”
Menurut worldIQ.com :
“Knowledge management is associated with the processes for the creation, dissemination,
testing, integration, and utilization of knowledge within organizations”
Menurut Jarvenspaa dan Maki (2001) :
“Creation of new knowledge, knowledge sharing and diffusion, and tools and methods to
promote them”
Secara umum, knowledge management adalah sebuah proses yang mengkoordinasikan
penggunaan informasi, pengetahuan dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti ada
perbedaan untuk data, informasi dan pengetahuan. Berdasarkan hierarkinya, informasi berasal dari
data yang telah diproses sehingga dapat diinterpreasikan
14
. Pengetahuan adalah hasil dari
pengolahan informasi secara lebih lanjut dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan
kebijaksanaan (wisdom) lebih kearah pengambilan keputusan dari pengguna pengetahuan.
Gambar 7
Hierarki Data-Informasi dan Knowledge
(Sumber : Akhmad Hidayatno, 2006
15
)
Bagaimana ruang lingkup knowledge management? Menurut Finerty (1997), knowledge
management memiliki ruang ringkup dua lapisan. Lapisan pertama adalah proses (process) meliputi
utilization, storing, acquisition, distribution/sharing dan creation. Lapisan kedua meliputi structure,
technology, measurement, organizational design, leadership dan culture. Kedua lapisan tersebut
terintegrasi membentuk ruang lingkup knowledge management.
Pengetahuan yang menjadi objek dalam knowledge management terbagi menjadi dua, yaitu
tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang ada dalam
9
Page 10
kepala manusia. Tacit knowledge bersifat personal, prosedural, kacau, soft (lunak), tersimpan di
otak, informal dan biasanya tentang kecakapan atau ketrampilan. Menurut Nonaka dan Takeuchi
(1995) :
“Tacit knowledge is highly personal and hard to formalized. Subjectiveinsights,
intuitions and hunches fall into this categoy of knowledge”
Explicit knowledge adalah pengetahuan manusia yang berada diluar kepala. Bentuk explicit
knowledge, antara lain dokumen, buku, jurnal dan lain-lain. Sifat dari explicit knowledge adalah
tercetak dalam kode-kode, deklaratif, formal dan hard (keras), Menurut Nonaka dan Takeuchi
(1995) :
“Explicit knowledge can be expressed in words and numbers and can easily
communicated and shared in the form of hard data, scientific formula, codified
procedures and universal principles”
Gambar 8
Ruang Lingkup Knowledge Management
(Sumber : Akhmad Hidayatno, 2006)
Dalam pengembangan pengetahuan, terjadi proses transfer pengetahuan. Proses ini
terangkum dalam sebuah model (gambar 9). Menurut SECI Model, terjadi empat proses transfer
pengetahuan, yaitu socialization, externalization, combination dan internalization.
Socialization adalah proses transfer informasi diantara orang-orang dengan cara
conversasi/percakapan. Dalam hal ini terjadi transfer dari tacit knowledge ke tacit knowledge.
Proses selanjutnya adalah externalization, yaitu transfer dari tacit knowledge ke explicit knowledge.
Misalnya, penulisan buku, jurnal, majalah dan lain-lain. Combination adalah transfer dari explicit
knowledge ke explicit knowledge. Misalnya, merangkum buku. Internalization adalah transfer dari
explicit knowledge ke tacit knowledge. Misalnya, guru mengajar didalam kelas.
10
Page 11
Gambar 9
SECI Model
(Sumber : Akhmad Hidayatno, 2006)
Proses transfer pengetahuan berlangsung berulang-ulang membentuk suatu siklus. Hal
inilah yang menyebabkan pengetahuan terus berkembang dari waktu ke waktu. Jadi menurut konsep
SECI, siklus transfer pengetahuan akan terus berputar dan berkembang.
Konsep knowledge management telah digunakan berbagai perusahaan besar didunia. Karena
tujuan utamanya adalah transfer pengetahuan, biasanya penerapan knowledge management adalah
dalam bentuk web-site. Hal ini sangat wajar, mengingat internet telah mengalami pekembangan
signifinak. Internet telah melakukan penetrasi ke berbagai negara berkembang. Dengan demikian,
internet adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk transfer pengetahuan.
Dengan perkembangan teknologi informasi, konsep knowledge management juga
mendapatkan berbagai masukan. Dalam ruang lingkup knowledge management, juga terdapat unsur
teknologi. Artinya, penggunaan teknologi sebagai tool untuk mentransfer pengetahuan sangat
diperlukan.
Jadi, perpustakaan harus dapat mengikuti perkembangan zaman. Sistem perpustakaan yang
masih berkutat dalam tumpukan buku-buku tua dan berdebu akan sangat ketinggalan zaman.
Pengguna perpustakaan tidak akan merasa nyaman di perpustakaan. Waktu yang mereka gunakan
untuk mendapatakn pengetahuan juga lebih lama. Selain itu sumber atau referensi dari perpustakaan
menggunakan sistem lama juga sedikit.
Knowledge management adalah salah satu konsep dasar dalam pengelolaan pengetahuan.
Konsep knowledge management dapat digunakan untuk membangun sistem perpustakaan yang
bagus. Knowledge management memiliki korelasi dengan fungsi perpustakaan sebagai media untuk
melakukan transfer informasi dan pengetahuan.
11
Page 12
Membangun Perpustakaan Berbasis Knowledge Management : Menuju Perpustakaan
Berkualitas
Pada prinsipnya, konsep knowledge management dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja perpustakaan. Knowledge management dapat dijadikan sebagai pemicu agar pustakawan
lebih inovatif dan kreatif mengembangkan konsep perpustakaan. Pustakawan juga harus berupaya
mengidentifikasi pengetahuan implisit dan mengembangkan sistem yang diperlukan untuk
menanganinya. Walaupun hal yang disebutkan terakhir bukan pekerjaan yang mudah, tetapi
prakarsa ke arah itu harus ditumbuhkan dan sedapat mungkin diimplementasikan.
Gambar 10 Proses Penerapan Knowledge Management dalam Perpustakaan
Perpustakaan
Identifikasi
kebutuhan
Menerapkan konsep
knowledge
management
Perpustakaan
berkualitas
(Sumber : Penulis)
Penerapan konsep knowledge management pada perpustakaan harus melalui beberapa
tahapan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap sistem
perpustakaan yang telah ada. Proses ini akan memberikan pemahaman kepada kita tentang
permasalahan mendasar yang terjadi pada perpustakaan. Memang secara umum permasalahan tiap
perpustakaan di perguruan tinggi hampir sama (seperti yang sudah dijelaskan pada bagian
sebelumny). Namun dalam beberapa perpustakaan, tidak tertutup kemungkinan ada faktor lain yang
mempengaruhinya. Hal inilah yang harus dianalisis secara sistemik.
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah identifikasi kebutuhan. Dalam hal ini, sebagian
besar konsumen perpustakaan di perguruan tinggi adalah mahasiswa dan dosen. Berarti tujuan
perpustakaan adalah menyediakan pengetahuan yang dibutuhkan oleh mereka. Fungsi perpustakaan
adalah sebagai penyalur pengetahuan.
Selanjutnya, penerapan konsep knowledge management sangat diperlukan. Konsep ini
digunakan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada. Konsep knowledge management
memungkinkan perbaikan sistem perpustakaan sebagai media transfer pengetahuan.
Konsep knowledge management tidak bisa dilepaskan dari konsep sistem informasi
(information system). Apakah sistem informasi? Menurut Robert K Leitch dan K Roscoe Davis
(Accounting Information System, 1983) :
“Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan”
Jadi sistem informasi perpustakaan dapat didefinisikan sebagai “sebuah sistem terintegrasi,
sistem manusia mesin, untuk menyediakan informasi yang mendukung operasi, manajemen dan
12
Page 13
fungsi pengambilan keputusan dalam sebuah perpustakaan”. Sistem ini memanfaatkan perangkat
keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual dan model manajemen.
Sistem informasi adalah sebuah sistem. Sedangkan penggunaan teknologi informasi adalah
sebagai alat (tool). Konsep sistem informasi memiliki korelasi dengan konsep knowledge
management. Konsep sistem informasi adalah salah satu pendukung bagi konsep knowledge
management. Jika merujuk pada ruang lingkup knowledge management, penggunaan konsep sistem
informasi dapat melingkupi beberapa faktor dalam konsep knowledge management, meliputi
struktur (structure), teknologi (technology), desain organisasi (organizational design), distribusi
(distribution/sharing), storing dan creation.
Bagaimana aplikasi konsep knowledge management dalam sistem perpustakaan? Langkah
pertama adalah menterjemahkan konsep knowledge management kedalam sebuah sistem
perpustakaan. Merujuk ke ruang lingkup (Finerty, 1997), terdapat berbagai faktor atau kata kunci
dalam ruang lingkup knowledge management.
1.
Creation
Bagaimana pengetahuan diciptakan. Menurut konsep SECI, terjadi siklus perkembangan
pengetahuan secara terus-menerus. Pengetahuan ini makin berkembang dengan adanya transfer dan
analisis dari berbagai pihak. Lahirnya para ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan juga
memiliki andil dalam mengembangkan pengetahuan.
Bagaimana hubungannya dengan perpustakaan? Perpustakaan adalah media untuk
melakukan transfer pengetahuan. Perpustakaan tidak menciptakan pengetahuan. Namun
perpustakaan juga memiliki andil dalam proses pemicu berkembangnya pengetahuan. Dengan
adanya perpustakaan, pengetahuan dari pengguna perpustakaan akan bertambah. Hal ini akan
mendukung proses pengembangan pengetahuan.
Jadi, bila dihubungkan dengan konsep creation, perpustakaan harus mampu menjadi pemicu
(trigger) perkembangan pengetahuan, khususnya diperguruan tinggi. Dalam hal ini, pengguna
utama perpustakaan adalah mahasiswa dan dosen. Perpustakaan yang berkualitas akan mendukung
ke arah berkembangnya penelitian dan pengetahuan.
2.
Utilization
Konsep utilization berhubungan dengan utilisasi dari sistem itu sendiri. Dalam hal ini,
utilisasi sistem perpustakaan adalah bagaimana tingkat utilitas atau pemakaian dari perpustakaan.
Dalam perguruan tinggi, perpustakaan adalah bagian penting. Atau dengan kata lain, perpustakaan
adalah sebuah sub-sistem dari sistem perguruan tinggi.
Pengguna (user) perpustakaan adalah dosen dan mahasiswa. Jadi seberapa tinggi tingkat
utilitasnya, tergantung seberapa sering pengguna tersebut memanfaatkan fasilitas perpustakaan.
Perancangan sistem perpustakaan harus memperhatikan utilitas dari perpustakaan tersebut. Artinya
13
Page 14
jika perpustakaan dalam sebuah perguruan tinggi menjadi sebuah rujukan dari penggunanya, berarti
tingkat utilitasnya tinggi sehingga perpustakaan harus dirancang dengan untuk dapat memenuhi
kebutuhan penggunanya. Misalnya, koleksi buku-buku yang lengkap.
3.
Stroring
Konsep storing adalah salah satu proses transfer pengetahuan. Korelasi dengan sistem
perpustakaan yang akan dibangun adalah bagaimana perpustakaan dapat mengadopsi konsep
storing dalam perancangan sistemnya. Dengan adanya konsep storing, pengguna mendapatkan
pengetahuan sehingga tingkat pemahamannya akan berkembang.
Perpustakaan yang sesuai dengan keinginan pengguna adalah salah sarana agar pengunjung
merasa nyaman berada didalamya. Dalam hal ini perpustakaan harus mampu menyediakan
pelayanan yang memuaskan bagi pengunjung, seperti prosedur yang tidak rumit untuk pembuatan
kartu anggota dan peminjaman, pelayanan yang cepat, keramahan dari petugas perpustakaan dan
fasilitas yang ada dalam perpustakaan.
4.
Acquisition
Acquisition berarti kemahiran. Dalam hal ini, transfer pengetahuan yang diberikan oleh
perpustakaan harus mampu memberikan nilai tambah bagi pengunjungnya. Kemahiran dalam hal
ini adalah tingkat pemahaman tentang suatu bidang ilmu yang makin bertambah, bertambahnya
ketrampilan terutama dalam hal membaca dan menulis.
Sistem perpustakaan harus dirancang dengan berpegang pada prinsip tersebut. Artinya,
dalam perpustakaan perguruan tinggi, isi dari buku-buku yang ada dalam perpustakaan harus sesuai
dengan kebutuhan penggunanya. Jangan sampai mengkoleksi buku-buku yang kurang berguna bagi
perkembangan pengetahuan dan skill dari penggunanya.
5.
Distribution/Sharing
Konsep ini menjelaskan tentang bahwa harus ada proses distribusi pengetahuan. Jika
dihubungkan dengan sistem perpustakaan, perpustakaan harus mampu berfungsi sebagai transfer
pengetahuan. Artinya, bagaimana mentransfer pengetahuan yang ada dalam buku-buku ke dalam
pemikiran penggunanya. Jika merujuk kepada konspe SECI, hal ini adalah salah satu contoh
internalisasi. Proses internalisasi adalah proses transfer pengetahuan dari explicit knowledge ke tacit
knowledge. Perpustakaan harus mampu memberikan kondisi dimana proses transfer pengetahuan
dapat berjalan dengan sempurna.
6.
Structure
Konsep struktur mengarah tentang bagaimana struktur transfer pengetahuan. Atau dengan
kata lain, bagaimana struktur media yang digunakan untuk melakukan transfer pengetahuan.
Dihubungkan denga sistem perpustakaan, perpustakaan harus mampu mendesain struktur yang
benar-benar mendukung tujuan utama, yaitu transfer pengetahuan.
14
Page 15
Konsep business process
16
sangat diperlukan dalam merancang sistem perpustakaan.
Perpustakaan harus dirancang sedemikian rupa agar business prosess tidak terlalu panjang dan tidak
menghabiskan banyak waktu. Untuk itu, diperlukan kemauan dari pihak pimpinan untuk
melaksanakannya.
7.
Technology
Teknologi adalah suatu alat (tool) yang digunakan dalam mengembangkan sistem
perpustakaan. Perkembangan teknologi informasi yang pesat dapat ditambahkan kedalam sistem
perpustakaan. Perkembangan teknologi informasi akan memberikan kemudahan kepada pengguna
perpustakaan dan sistem pelayanannya.
Pengembangan konsep knowledge management dapat menggunakan teknologi informasi.
Dalam hal ini ada beberapa bagian penting, antara lain perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software) dan jaringan (network). Perangkat keras yang diperlukan dalam sistem perpustakaan
antara lain, CPU, storage, media penghubung, kabel dan lain-lain. Perangkat lunak yang diperlukan
adalah program untuk sistem perpustakaan. Namun tanpa membangun jaringan dengan dunia luar,
perpustakaan ibarat ‘katak dalam tempurung’. Artinya, dengan membangun jaringan berarti
memberikan keuntungan bagi perpustakaan.
Banyak kemudahan yang ditawarkan dengan penggunaan teknologi informasi. Perpustakaan
harus menggunakan keunggulan teknologi informasi jika tidak ingin tertinggal. Perpustakaan harus
mulai membangun dirinya, khususnya perpustakaan perguruan tinggi, yang notabene-nya adalah
suatu sub-sistem pendukung dari sistem perguruan tinggi.
8.
Measurement
Secara umum, konsep ini mengarah kepada pengukuran secara kuantitatif. Dalam konsep
knowledge management, konsep ini penting. Untuk mengukur keberhasilan suatu tujuan tentu saja
dibutuhkan berbagai parameter yang jelas. Korelasi dengan sistem perpustakaan adalah dalam
sistem perpustakaan diperlukan sebuah sistem pengukuran keberhasilan tujuan.
9.
Organizational Design
Konsep ini mengarah kepada struktur organisasi perpustakaan. Struktur organisasi
perpustakaan harus berorientasi pada kebutuhan. Artinya jangan sampai struktur dibuat terlalu
birokratis dan terlalu banyak jabatan yang kurang perlu. Dalam hal ini perlu dilakukan analisis
jabatan (job analysis). Hal ini akan menghilangkan jabatan-jabatan yang kurang perlu. Dengan
demikian, efektifitas dan efisiensi sistem organisasi dapat tercapai.
Desain organisasi juga harus disesuaikan dengan sumber daya manusia, baik secara
kuantitas dan kualitas. Perpustakaan di perguruan tinggi mestinya memiliki karyawan dengan skill
yang dapat bersaing. Perpustakaan tidak hanya sebagai saran peminjaman buku. Namun lebih dari
15
Page 16
itu, perpustakaan adalah salah satu media untuk memacu perkembangan penelitian dan
pengetahuan.
10. Leadership
Konsep leadership sebenarnya kurang diperlukan secara nyata. Dalam sistem perpustakaan,
hanya konsep ini hanya berhubungan dengan sistem organisasi. Jadi, tidak semua konsep dari
knowledge management dibutuhkan secara utuh untuk membangun sistem perpustakaan.
11.
Culture
Budaya adakah ruang lingkup yang luas. Dalam hal ini perpustakaan harus mampu
menumbuhkan nilai budaya membaca. Budaya membaca memang kurang tumbuh di negara
Indonesia. Hal ini berlanjut pula ke perguruan tinggi. Mahasiswa di Indonesia kurang terbiasa
dengan budaya membaca. Jadi, ini adalah salah satu tugas berat perpustakaan.
Realisasi Konsep Perpustakaan Berbasis Knowledge Management
Bagaimana dengan aplikasi nyata konsep knowledge management dalam sistem
perpustakaan. Seperti telah disebutkan di atas, knowledge management dapat diimplementasikan
kedalam sistem perpustakaan. Salah satu contoh yang dapat dikembangkan adalah konsep ‘portal’.
Portal adalah bentuk web-site yang merupakan salah satu alat untuk melakukan transfer
pengetahuan. Pengembangan konsep portal merupakan bentuk konkret dari knowledge
management. Dalam berbagai perusahaan besar didunia, knowledge management telah banyak
digunakan dalam mendesain portal. .
Konsep portal adalah salah satu realisasi dari konsep knowledge management. Portal yang
bagus adalah portal yang dapat mentransfer pengetahuan kepada penggunanya. Dalam hal ini,
pengguna perpustakaan adalah mahasiswa dan dosen. Jadi portal harus didesain sedemikian rupa
sehingga proses transfer pengetahuan dapat berjalan dengan sempurna
Konsep portal harus memperhatikan ruang lingkup dari knowledge management. Artinya
beberapa unsur dari ruang lingkup knowledge management harus terintegrasi dalam portal tersebut.
Bagi perpustakaan, membangun portal adalah salah satu solusi mengatasi ketertinggalannya. Portal
akan menjadi salah satu media yang tepat untuk melakukan transfer pengetahuan. Beberapa
keuntungan konkret yang didapatkan dari portal adalah :
• Kecepatan pencarian sumber. Dalam hal ini, konsep portal yang paling penting adalah untuk
melakukan pencarian (searching). Portal perpustakaan harus mengintegrasikan konsep
searching. Pada perpustakaan manual, proses pencarian dapat dilakukan melalui katalog.
Namun dengan perkembangan teknologi, hal tersebut sudah tidak sesuai dengan keinginan
pengguna.
16
Page 17
• Membangun citra perpustakaan kepada publik. Dengan citra yang baik, ketertarikan
pengunjung akan meningkat.
• Biaya yang makin murah. Memang pada awalnya, diperlukan investasi untuk membangun
portal. Namun untuk jangka panjang, hal ini sangat menguntungkan bagi perpustakaan dan
pengguna. Dalam berbagai kasus, penggunaan portal dalam berbagai perusahaan ternyata
dapat memberikan penghematan luar biasa. Penggunaan teknologi informasi telah
memberikan kemudahan dan penghematan kepada penggunanya. Bagi pengunjung, mereka
merasa dimudahkan dengan adanya teknologi tersebut.
• Kemudahan membangun jaringan. Jaringan yang luas sangat penting bagi perkembangan
perpustakaan. Dengan adanya jaringan antar perpustakaan, maka akan memberi keuntungan
kepada dua pihak, yaitu pengguna dan perpustakaan. Para pengguna jasa perpustakaan akan
lebih mudah mendapatkan informasi dari berbagai perpustakaan yang terhubung dalam
jaringan tersebut. Sedangkan pihak perpustakaan mendapatkan keuntungan dengan adanya
transfer informasi antara perpustakaan.
Gambar 11 Alur Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia
Membangun jaringan
Perpustakaan
Perpustakaan terintegrasi dg
konsep knowledge management
Perpustakaan berkualitas
Perguruan tinggi
berkualitas
SDM Indonesia
berkualitas
Portal
(Sumber : Penulis)
Namun dalam kenyataannya, tidak semua perpustakaan diberbagai perguruan tinggi di
Indonesia mampu menjadi perpustakaan berbasis knowledge management. Hal ini karena tidak
semua perguruan tinggi memiliki fasilitas perpustakaan yang menunjang dan komitmen berbeda
tiap pimpinan perguruan tinggi.
Dalam hal ini, untuk mengembangkan perpustakaan berbasis knowledge management, kita
tidak perlu mengembangkan untuk semua perpustakaan di perguruan tinggi. Untuk itu, diperlukan
beberapa perguruan tinggi untuk menjadi percontohan (pilot project). Perguruan tinggi tersebut
adalah beberapa perguruan tinggi diberbagai wilayah Indonesia. Dengan adanya persebaran
perguruan tinggi tersebut, diharapkan mampu mendistribusikan kualitas pendidikan tinggi se-
Indonesia.
17
Page 18
Beberapa perguruan tinggi yang menjadi percontohan tersebut harus memiliki visi besar
yang sama. Kedepan, visi besar perguruan tinggi di Indonesia harus berorientasi pada penelitian.
Dalam hal ini, visi besarnya adalah menuju perguruan tinggi berorientasi penelitian (research
college). Hal ini adalah tujuan yang visioner. Berbagi pengalaman dengan berbagai perguruan
tinggi berkualitas tingkat dunia, rata-rata mereka memiliki penelitian yang lebih unggul, baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya.
Pengembangan perpustakaan berbasis knowledge management, adalah salah satu proyek
percontohan bagi perguruan tinggi tersebut. Dengan mengembangkan jaringan antar perguruan
tinggi, berarti terbangun juga jaringan antar perpustakaan. Proses transfer pengetahuan akan terjadi.
Tidak hanya dalam perguruan tinggi tersebut. Namun juga antar perguruan tinggi.
Penutup
Perpustakaan adalah suatu sub-sistem dari sistem perguruan tinggi. Untuk membangun
perguruan tinggi berkualitas, diperlukan perpustakaan berkualitas. Konsep knowledge management
memungkinkan perpustakaan untuk dapat memperbaiki diri. Tujuan utama dari perpustakaan adalah
transfer pengetahuan. Untuk itu, perpustakaan harus dirancang sedemikian rupa agar tujuan kita
tercapai. Konsep-konsep yang terdapat dalam knowledge management ternyata koheren dengan
tujuan perpustakaan.
Portal adalah salah satu bentuk nyata dari knowledge management. Jadi, konsep knowledge
management memberikan aturan (rule) untuk pengembangan portal. Kedepan, perpustakaan
berbasis knowledge management perlu dikembangkan lebih lanjut. Jika kualitas perpustakaan
meningkat maka akan meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Membangun perguruan tinggi
berkualitas adalah cita-cita kita untuk membangun sumber daya manusia. Perguruan tinggi
berkualitas tingkat dunia memiliki perpustakaan yang berkualitas. Kedepan, kita mesti berfokus
untuk mengembangkan perguruan tinggi berorientasi pada penelitian (research college).
Bukan hal mustahil jika kita benar-benar berusaha. Untuk itu, diperlukan suatu kerja keras
bersama. Jika tidak sekarang, kapan lagi kita harus berlari mengejar ketertinggalan kualitas sumber
daya manusia?
18
Page 19
Catatan Akhir (Endnotes)
1
Sistem adalah dua bagian atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Memandang
secara sistem (system view) sangatlah penting karena akan mengubah cara pemahaman kita menjadi lebih holistik.
Pandangan secara sistem akan mencegah seseorang dalam kerumitan sistem organisasi, menyadari akan tujuan-
tujuannya, menekankan pentingnya kerjasama antar semua bagian dalam organisasi, mengakui keterkaitan organisasi
dengan lingkungannya dan memberikan penilaian tinggi terhadap informasi umpan balik. (Sumber : Raymond McLeod
Jr, Sistem Informasi Manajemen)
2
Human Development Index (HDI) diukur dari indeks pendidikan (education index), angka harapan hidup (life
expectacy index) dan indeks PDB (Gross National Product Index). (Sumber : Human Development Report, UNDP)
3
Laporan tersebut memuat human development index dari 177 negara. HDI tertinggi adalah Norwegia dengan
indeks sebesar 0,956 dan HDI terendah adalah Sierra Leone dengan indeks 0,273. HDI Indonesia adalah 0,692. HDI
negara-negara berkualitas dalam SDM-nya (High Human Development), yaitu yang berada diperingkat 1 – 55 memiliki
indeks 0,915. Negara-negara dengan SDM kualitas sedang, yaitu yang berada diperingkat 56 – 141 (Medium Human
Development) memiliki indeks 0,695. Negara-negara dengan kualitas SDM rendah (Low Human Development), yaitu
yang berada diperingkat 142 – 177 memiliki indeks 0,438. Indeks rata-rata sedunia adalah 0,729. (Sumber : Human
Development Report, 2005, UNDP)
4
Anggaran tersebut adalah anggaran untuk pendidikan kedinasan dan non-kedinasan. Padahal untuk
membangun pendidikan yang berkualitas, pendidikan non-kedinasan harus diutamakan.
5
Pada tahun 2003, realisasi pembayaran bunga utang adalah 65,4 trilyun rupiah (3,2 persen dari GDP Indonesia)
dan ealisasi pembiayaan pembangunan mencapai 69,2 trilyun rupiah (3,4 persen dari GDP Indonesia). Pada tahun 2004,
realisasi pembayaran bunga utang adalah 62,4 trilyun rupiah (2,7 persen dari GDP Indonesia) dan realisasi pembiayaan
pembangunan mencapai 69,4 trilyun rupiah (3 persen dari GDP Indonesia). Pada tahun 2005, belanja departemen
pendidikan nasional adalah sekitar 26 trilyun rupiah. Hal ini diperkuat pula dengan proyeksi utang pemerintah terhadap
GDP Indonesia.
6
Data ini diambil dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) pada tahun 2004.
7
Penilaian ini dilakukan pada tahun 2005 oleh Shanghai Jiao Tong University, sebuah universitas di China.
Tujuannya adalah untuk membandingkan kualitas pendidikan tinggi di China dengan berbagai negara di dunia.
Metodologi yang digunakan meliputi penilaian atas kualitas pendidikan, civitas akademika perguruan tinggi tersebut
yang mendapatkan penghargaan, publikasi ilmiah dan kinerja akademik. Hasilnya adalah 500 besar peringkat perguruan
tinggi di dunia.
8
Jika dikaitkan dengan Rencana Strategis Perguruan Tinggi tahun 2010, Direktorat Pendidikan Tinggi
menargetkan sebanyak 25 perguruan tinggi dapat menjadi perguruan tinggi bertarat internasional.
9
Istilah research college terinspirasi dari istilah research university. Research university adalah visi dari
Universitas Indonesia, yaitu menjadi universitas riset dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.
10
Jika menggunakan konsep sistem, sistem dapat terdiri dari beberapa bagian sub-sistem. Dalam sistem
perguruan tinggi, terdiri dari berbagai sub-sistem (seperti yang terdapat pada gambar). Jadi perpustakaan adalah salah
satu sub-sistem dari sistem perguruan tinggi.
11
Metode fish-bone adalah salat satu metode yang digunakan dalam mencari akar masalah. Bagian paling kanan
menunjukkan hal yang ingin dicari akar masalahnya. Dalam hal ini hal yang ingin dicari adalah masalah utama pada
perpustakaan.
12
Kedepan, penulis akan lebih berkonsentrasi untuk menyumbangkan ide membangun sistem perpustakaan yang
bagus. Atau dengan kata lain, membangun sistem perpustakaan berbasis sistem informasi dan konsep knowledge
management.
13
Perbedaan ini terutama karena masih beragamnya persepsi atau pendapat tentang perbedaan informasi dan
pengetahuan.
19
Page 20
14
Data terdiri dari angka-angka (untuk data kuantitatif) dan bentuk fakta-fakta lain yang yang relative tidak
berarti bagi pemakai. Contohnya, jumlah jam kerja karyawan dalam perusahaan. Setelah data tersebut diproses, dia
dapat berubah menjadi informasi. Jika jam pekerja dikalikan dengan upah per jam, hasilnya adalah pendapatan kotor.
Jika angka pendapatan kotor tiap pekerja dijumlahkan, perjumlahan tersebut adalah total biaya gaji bagi seluruh
perusahaan. Jumlah biaya gaji dapat menjadi informasi bagi pemilik perusahaan.
15
Sumber : Akhmad Hidayatno, Kuliah Knowledge Management Departemen Teknik Industri Universitas
Indonesia, Maret 2006
16
Business process mapping adalah suatu metode untuk mengidentifikasi kondisi proses bisnis. Konsep ini
banyak digunakan untuk memetakan proses bisnis dalam berbagai kegiatan perusahaan.
20

Tidak ada komentar:

Bibliography